Dalam meraih tujuan net-zero operations, semua perusahaan lintas industri di seluruh dunia harus fokus menjalankan program sustainability.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Schneider Electric
melalui 451 Research, Forrester dan Canalys menunjukkan bahwa 22 persen
koresponden dari seluruh dunia tidak menyebutkan sustainability sebagai
fokus utama.
Penelitian bertajuk “The Future is Now: Preparing IT Infrastructures
for Net Zero Operations”
tersebut juga menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan antara pendapat perusahaan mengenai posisi mereka saat
ini dengan penerapan dari program-program sustainability mereka di
seluruh infrastruktur teknologi
informatika (TI).
Baca juga: Peran Schneider Electric dalam Menuju Tujuan Keberlanjutan
Analis
lebih lanjut mengidentifikasi bahwa dari 26 persen koresponden profesional TI
yang disurvei memiliki program sustainability komprehensif yang mencakup semua
infrastruktur.
Namun, hanya 14 persen yang mengambil tindakan untuk menerapkan program-program
tersebut.
Terkait hasil studi itu, Executive
Vice President, Secure Power Division Schneider Electric Pankaj
Sharma menyatakan bahwa sekarang adalah waktu yang
tepat untuk mengambil tindakan terhadap
berbagai inisiatif sustainability.
“Hasil riset sangat jelas,
industri mengetahui bahwa sustainability harus diprioritaskan, tetapi masih ada tantangan untuk
mengambil tindakan yang harus diupayakan bersama. Kabar baiknya, teknologi yang diperlukan
untuk mengambil tindakan dalam sustainability saat ini
sebenarnya sudah tersedia,” ujar Pankaj.
Baca juga: Indonesia Harus Bangga, di Batam Ada Pabrik Pintar Schneider Electric
Data center, lanjutnya, memainkan peran
penting dalam mendorong sustainability dan merupakan
kunci untuk mengubah arah perubahan iklim.
“Sebagai
pelaku industri, kami memiliki tanggung jawab untuk mendorong komitmen lingkungan yang sangat mendesak.
Kami telah mencapai beberapa kemajuan, tetapi untuk menghindari
tantangan energi yang besar, semua data center, termasuk edge
distributed data center, harus lebih sustainable,"
kata
Pankaj.
Upaya Schneider Electric
Bersamaan dengan dirilisnya hasil studi tersebut, Schneider Electric pun mengajak seluruh perusahaan di berbagai sektor industri untuk berkolaborasi mewujudkan tujuan sustainability.
“Kami
meluncurkan kemitraan aliansi yang baru dengan penyedia layanan TI
Kyndryl. Kemitraan ini memperkuat kerja sama dan berfokus pada program berbasis sustainability, termasuk
daur ulang, electrical microgrids, baterai litium-ion, dan
sistem penyimpanan energi,”
kata Pankaj.
Baca juga: Agar Bisnis Tak Gulung Tikar, Perusahaan Masa Kini Harus Memenuhi Prinsip Keberlanjutan
Lebih
lanjut, Schneider Electric juga merilis APC Smart-UPS Modular Ultra. UPS single-phase modular
ini diklaim memiliki tingkat sustainable yang
lebih tinggi dibandingkan produk sebelumnya.
“APC
Smart-UPS Modular Ultra merupakan UPS modular pertama dengan teknologi
litium-ion di industri. Desainnya yang modular dengan densitas daya sampai
dengan 2,5
kali memungkinkan peningkatan perlindungan daya, total
biaya
lebih terjangkau, dan masa pakai lebih lama,” kata Pankaj.
Baca juga: Pelaku UMKM, Lakukan 3 Langkah Ini untuk Melakukan Transformasi Digital
Lebih lanjut, perusahaan mengumumkan
pengembangan software EcoStruxure IT DCIM. Pembaruan ini
mengembangkan solusi software pengelolaan data center dari data
center individual menjadi solusi yang mencakup keseluruhan lingkungan TI yang hibrid.
Dengan berbagai solusi baru yang dihadirkan, Schneider Electric meyakini bahwa tujuan sustainability
perusahaan bisa diwujudkan secara efisien sehingga target net-zero operations pun bukan sekadar
impian.
0 komentar:
Posting Komentar