Riset terbaru dari International Data Corporation (IDC) bertajuk “Succeeding at Digital First Connected Operations” menunjukkan bahwa 50 persen perusahaan responden berinvestasi dalam edge computing untuk meningkatkan keamanan siber korporat.
Sementara
itu, 44 persen lainnya menggunakan edge computing untuk meningkatkan ketangguhan dan keandalan
sistem perusahaan.
Meskipun demikian,
ada berbagai tantangan yang harus diatasi perusahaan untuk memastikan infrastruktur edge mereka dapat
dimanfaatkan secara optimal.
Baca juga: Tanpa Edge Computing, Keberlanjutan Metaverse Sulit Diwujudkan
Beberapa di antaranya
terkait masalah
konektivitas dan pemadaman listrik. Sekitar 32 persen responden mengatakan bahwa
mereka mengalami kurangnya konektivitas atau konektivitas yang lambat terhadap penerapan edge.
Kemudian,
sebanyak 31 persen pernah mengalami pemadaman
listrik atau lonjakan listrik yang berlangsung selama lebih dari 60 detik.
Lebih dari itu, ada sejumlah
tantangan lain yang perlu dihadapi perusahaan dalam transisi menuju
operasional yang terhubung secara digital.
Baca juga: Bangga! Pelajar Indonesia Juara Kompetisi Schneider Go Green Tingkat Asia Timur dan Jepang
Pertama, keamanan. Perusahaan wajib
memiliki
perhatian yang besar terhadap keamanan secara fisik dan
siber (cybersecurity) dalam operasional yang terhubung. Hal
ini membutuhkan sistem dan proses yang dirancang secara khusus untuk paradigma digitalisasi.
Ketika faktor keamanan bisa
diatasi dan operasional perusahaan sepenuhnya terhubung ke jaringan cloud, kekuatan data operasional dapat
dimanfaatkan lebih maksimal.
Selain itu, perusahaan harus
meningkatkan sumber
daya listrik dan jaringan yang tangguh, aman, serta
berkelanjutan. Dengan menyertakan sumber daya listrik dan jaringan yang tangguh sejak awal
fase perencanaan edge, perusahaan dapat mengurangi risiko downtime.
Baca juga: 3 Strategi Transformasi Digital yang Mendorong Daya Saing Manufaktur F&B
Kedua, keandalan. Dengan lebih banyaknya kemampuan operasional lokal didukung secara jarak jauh melalui edge yang
terhubung, keandalan menjadi salah satu perhatian utama.
Untuk mengatasinya, perusahaan
perlu meningkatkan kemampuan pemantauan jarak jauh dan manajemen sumber daya edge dalam
skala besar.
Sumber daya edge yang
tangguh merupakan dasar untuk beralih ke operasional yang saling terhubung secara digital.
Perusahaan akan menjadi rentan apabila teknologi
mereka gagal. Untuk melakukan future-proofing atas penerapan
ini, para pemimpin perlu mengembangkan strategi yang dapat mengatasi masalah seperti keamanan siber dan jaringan.
Baca juga: Kebutuhan Listrik Terus Meningkat, Bagaimana Cara agar Tetap Ramah Lingkungan?
Ketiga, keterampilan. Tenaga kerja perlu memiliki keterampilan yang tepat untuk
menjalankan seluruh pengaturan teknologi.
Dengan begitu, keselarasan secara internal untuk mendorong perubahan dapat terbangun secara baik.
Untuk mengatasi tantangan itu,
perusahaan perlu melibatkan mitra ekosistem baru di dalam dan luar organisasi.
Mitra
layanan yang tepercaya sering kali dapat memprediksikan masalah sebelum masalah pada sistem terjadi. Sebaiknya, perusahaan perlu mencari mitra yang memiliki
komitmen dalam upaya keberlanjutan.
Baca juga: Schneider Go Green 2022 Jadi Ajang Generasi Muda Indonesia Berinovasi
Sebagai pemimpin transformasi
digital dalam pengelolaan energi dan automasi, Schneider Electric bisa menjadi
mitra tepercaya perusahaan dalam mengembangkan teknologi edge mereka.
Sebagai
mitra dan penyedia solusi menyeluruh, Schneider Electric bekerja
sama dengan para
pelanggan dalam merancang strategi menyeluruh dalam proses perancangan, penerapan dan pengelolaan edge.
Adapun salah satu solusi yang
ditawarkan Schneider Electric adalah platform pemantauan dan manajemen berbasis cloud EcoStruxure IT yang menyediakan pemantauan jarak jauh.
Platform ini dapat meningkatkan keamanan, wawasan berbasis data dan rekomendasi,
kemampuan pelaporan, serta kemampuan layanan digital yang andal.
Selain itu, Schneider Electric
juga menyiapkan ekosistem terintegrasi yang terdiri dari aliansi teknologi teknologi informasi, jaringan global channel partner yang
berpengalaman, dan service engineer serta
peralatan desain berbasis aturan (rules-based design tools).
0 komentar:
Posting Komentar