Para talenta muda membutuhkan ruang kolaboratif untuk mengasah keterampilan yang berimbang antara aspek teknis (hard skill) dan non-teknis (soft skill). Generasi muda sebagai penerus bangsa juga harus selalu lincah (agile) dan adaptif terhadap kemajuan dan perubahan teknologi.
Pasalnya, kreativitas dalam menciptakan ide-ide inovatif penting dimiliki agar potensi teknologi dapat dimaksimalkan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan masyarakat.
Hal itulah yang menjadi perhatian Schneider Electric. Perusahaan yang bergerak di bidang energi dan automasi tersebut pun terus mengadakan program Schneider Go Green sejak 2010. Schneider Go Green merupakan salah satu program pengembangan bakat dan mentoring.
Baca juga: Schneider Electric Hibahkan Solar Inverter kepada Universitas Sriwijaya
Program tersebut menjadi ajang kompetisi global untuk memfasilitasi
generasi muda mencari solusi dalam pengelolaan energi dan automasi industri
yang berdampak positif terhadap lingkungan.
Pada Schneider Go Green 2022, terdapat lima kategori yang dikompetisikan, yakni Access to Energy, Homes of the Future, Plants of the Future, Grids of the Future, dan kategori terbaru De[coding] the Future.
Pada gelaran tahun ini, terdapat lebih dari 250 ide
terkumpul. Hal ini menjadikan Indonesia menempati posisi ketiga sebagai negara
dengan peserta terbanyak dari 10 negara yang berpartisipasi.
Dari semua peserta yang telah berkompetisi, tim SmartFOCS
yang terdiri dari Yusiran, Herviyandi Herizal, dan Sagaria Arinal Haq dari
Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi pemenang Indonesia Schneider Go Green
2022. Selanjutnya, tim SmartFOCS akan mewakili Indonesia berkompetisi di
tingkat regional pada 27 April 2022.
Baca juga: Desain Interior Japandi, Perpaduan Minimal dan Fungsional
Adapun tim SmartFOCS mengusung ide pengembangan Smart
Floating Ocean Current dan Solar Hybrid Generation Power System (SmartFOCSPower) untuk membantu masyarakat pesisir yang membutuhkan listrik dengan energi
baru terbarukan (EBT).
SmartFOCS Power merupakan teknologi hybrid yang mengintegrasikan pembangkit listrik fotovoltaik
terapung dan turbin arus laut untuk menghasilkan energi.
Energi tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
listrik masyarakat di pulau-pulau kecil yang sulit diakses oleh pembangkit
listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Hadirnya SmartFOCS Power dapat membantu masyarakat pesisir meningkatkan
perekonomian dengan membuka peluang bisnis, seperti pabrik es dan bisnis
perkapalan. Mereka juga tidak perlu khawatir terhadap kerusakan lingkungan
karena salah satu nilai dari SmartFOCS Power adalah eco-friendly sehingga aman bagi lingkungan.
Tantangan dan solusinya
Meskipun begitu, tim SmartFOCS juga menghadapi tantangan dan
hambatan yang tidak mudah. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah pada
proses implementasi.
Pada proses tersebut, ada tahapan technology selection,
yakni memilih komponen yang tepat untuk produk. Terkadang, komponen yang kami
butuhkan tidak ada di Indonesia. Jadi, kami harus mengimpor sejumlah komponen.
Baca juga: Manfaatkan Energi Bersih, Microgrid Bisa Jadi Solusi
Kemudian, ada pula tahapan site selection. Pada
tahapan ini, mereka tidak bisa sembarangan memilih lokasi untuk uji coba alat.
Selain itu, tim SmartFOCS juga perlu membuat guidebook atau video tutorial untuk masyarakat sekitar agar mereka
dapat mengoperasikan alat secara mandiri.
Meskipun demikian, kami melihat masalah tersebut bisa menjadi celah untuk kami bisa terus berinovasi. Salah satunya dengan memproduksi beberapa komponen di dalam negeri pada masa mendatang.
Pada gelaran tahun ini, Indonesia Schneider Go Green berkesempatan
menghadirkan dewan juri dari berbagai bidang, di antaranya Cluster President
Schneider Electric Indonesia and Timor Leste Roberto Rossi, Plant Director
Schneider Electric Indonesia Joko Sutopo, dan Sondang sendiri.
Baca juga: Hidup Lebih Berkelanjutan dan Efisien dengan Konsep Smart Living
Kemudian, Schneider Electric juga mengundang dewan juri dari
pihak eksternal, yaitu Direktur Bioenergi di Direktorat Jenderal Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Andriah Feby Misna dan CCO Ecoxzytem Andreas Pandu Wirawan.
Para dewan juri pun mengapresiasi acara Schneider Go Green
2022 sebagai media untuk menuangkan ide cemerlang, inovasi, dan kreativitas
para generasi muda dalam mendorong pengembangan EBT. Peserta juga diajak untuk
mengasah empati dan analytic thinking
untuk melihat berbagai permasalahan yang ada di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar