Hi guys!
Inovasi teknologi memungkinkan pengelolaan operasional dan pemeliharaan di lokasi terpencil. Dengan bantuan industrial internet of things (IIoT), digital twins, cloud computing, dan AI, hambatan kompleksitas rantai pasokan, produksi, serta distribusi dalam kegiatan operasional dapat diatasi dengan menghubungkan proses inti ke dalam lingkungan digital terpadu.
Perusahaan
seperti Schneider Electric dan AVEVA bahkan menyediakan perangkat lunak,
layanan, digital power, dan solusi infrastruktur yang memudahkan transisi ke
dunia operasional yang dikendalikan dari jarak jauh dengan ekosistem terhubung.
Berikut
adalah tiga faktor kunci keberhasilan untuk membangun ekosistem operasional
yang terhubung.
1. Industrial cloudcomputing
Menyediakan akses jarak jauh terhadap data dengan cara
yang aman dan dapat diaudit menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan bagi
organisasi yang mengharapkan ekosistem kerja terhubung secara produktif.
Pasalnya, mengakses data secara terintegrasi melalui solusi
analitik berbasis cloud memungkinkan staf menavigasi
kompleksitas baru dengan lebih gesit.
Ketika data disajikan dalam satu platform yang sama
kepada staf dalam konteks yang relevan, mereka bisa melakukan kolaborasi untuk mengatasi
masalah dengan jauh lebih baik dan mendorong efisiensi.
Baca juga: Mengulas Studi Terbaru Schneider Electric dan CNBC tentang Solusi Teknologi Digital terhadap Perusahaan
Ketika staf di seluruh rantai nilai mendapatkan akses
"di ujung jari mereka" terhadap informasi yang sama, pengambilan
keputusan akan menjadi lebih cepat, lebih tepat, dan lebih menguntungkan.
Misalnya, sebuah perusahaan energi multinasional yang
aktif di sektor pembangkit dan distribusi listrik, ENEL. Baru-baru ini,
perushaan tersebut mengembangkan pembangkit semi-otonom menggunakan
teknologi digital twin dari AVEVA.
Dalam satu malam, mereka dapat mentransisikan 30.000
pekerja mereka di Italia ke model kerja jarak jauh. Informasi utama dari sistem
inti di lokasi pun dapat dimigrasikan ke cloud tanpa
menyebabkan gangguan apa pun pada operasional.
Investasi pada teknologi memungkinkan perusahaan
memastikan kelangsungan dan semakin memperkuat ketahanan operasional perusahaan
secara menyeluruh.
2. Kolaborasi digital
Dengan semakin terhubungnya akses ke data dan
informasi penting, hal ini dapat meningkatkan kemampuan untuk mendorong
kolaborasi yang lebih efektif. Perangkat lunak yang ada saat ini menyediakan
informasi relevan dan dapat disesuaikan dalam bentuk dasbor berbasis data yang
semakin menyederhanakan sekaligus memungkinkan kolaborasi secara virtual.
Misalnya, Neste, produsen diesel terbarukan dan bahan
bakar penerbangan berkelanjutan terkemuka di dunia. Perusahaan ini sedang
mengembangkan daur ulang bahan kimia untuk memerangi tantangan limbah plastik.
Dalam perjalanan mereka menuju netralitas karbon pada 2035,
mereka menggunakan inovasi digital untuk mendorong hasil yang sustainable di
seluruh lini bisnis.
Baca juga: Mengapa Operator Data Center dan Penyedia Colocation Harus Prioritaskan Sustainability?
Selama lebih dari 10 tahun, Neste terus meningkatkan
volume produk terbarukannya. Saat ini, perusahaan memiliki kapasitas untuk
memproduksi 3,2 juta ton produk terbarukan setiap tahun di kilangnya di
Singapura, Rotterdam, dan Porvoo di Finlandia.
Namun, menyeimbangkan pasokan bahan baku dan produksi
bahan bakar di beberapa lokasi secara global menjadi tantangan yang rumit.
Neste menggunakan perangkat lunak AVEVA Unified Supply Chain untuk
mengoptimalkan dan menjadwalkan renewable credits, serta
mengurangi emisi dari penyulingan konvensional dan produksi diesel
terbarukannya.
Solusi itu bekerja di 80 lokasi untuk mendukung
pengambilan keputusan yang optimal seputar pasokan dan distribusi, serta
perencanaan dan penjadwalan produksi. Dengan penerapan cloud, tim
dapat menggunakan kecerdasan data dan analitik untuk membuat keputusan cepat
dari mana saja.
3. Artificial intelligence
Selain ketersediaan data dalam jumlah besar yang
dibagikan di cloud, para pekerja membutuhkan teknologi digital
untuk dapat mendukung mereka dengan inferensi jarak jauh, prediksi, panduan,
dan adaptasi operasional. Kecerdasan buatan atau AI bisa dimanfaatkan
untuk menciptakan kesadaran data dan mengisi celah atas pelaporan secara onsite.
Contoh terbaik dapat dilihat pada penerapan di
produsen pasir minyak, Suncor dan penyedia listrik di Amerika Serikat (AS),
Duke. Kedua perusahaan menggunakan hardware
dari Schneider Electric yang dikombinasikan dengan pemodelan rentang dinamis
AVEVA, yaitu alat prognostik dan analitik yang dilengkapi AI untuk
mengoptimalkan proses di seluruh aset.
Mereka menggabungkan data tentang berbagai hal, mulai
dari laju aliran dan volume hingga shift
dan perencanaan operasional.
Baca juga: Peran Edge Data Center yang Ramah Lingkungan bagi Industri e-Commerce
Sekarang, pemimpin kedua perusahaan dapat mendeteksi
kegagalan unit lebih awal, mengidentifikasi potensi tantangan produksi atau
kegagalan peralatan sebelum terjadi, dan mengoptimalkan kinerja dengan
mengalihkan secara otomatis ke komponen pabrik yang berbeda untuk
mengantisipasi kegagalan.
Pemanfataan teknologi automasi tersebut telah
memungkinkan Suncor untuk mendorong produktivitas dan memastikan produksi yang
lebih tinggi, dan mengoptimalkan masa manfaat portofolio mereka. Di Duke,
perusahaan dapat menghemat 34 juta dollar AS dalam satu operasional yang
diprediksi AI.
Pekerja kedua perusahaan pun dapat merasakan manfaat penggunaan
teknologi digital dan automasi yang memungkinkan mereka membuat keputusan lebih
baik, berkolaborasi secara real-time,
meningkatkan keselamatan, dan mendorong sustainability di
seluruh operasional.
0 komentar:
Posting Komentar