Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan bisnis pada sektor komersial. Mereka perlu cepat beradaptasi dengan normal baru bila tidak ingin terjun bebas ke jurang kerugian.
Tak hanya itu, sektor komersial juga perlu memikirkan cara beroperasi
dan menjalankan bisnis untuk memenuhi permintaan pelanggan serta perilaku
berbelanja yang terus berkembang di era new
normal.
Baca juga: Serba-serbi Teknologi Smart Water untuk Hadapi Defisit Air pada 2030
Ada sejumlah tantangan yang kini dihadapi
sektor komersial di tengah masa krisis akibat pandemi, mulai dari pengelolaan
operasional dari jarak jauh hingga gangguan dalam rantai pasokan.
Untuk mengetahui lebih lanjut tantangan apa yang menanti sektor
bisnis di masa depan, simak ulasan yang bersumber dari rilis resmi Schneider Electric berikut.
1. Pengelolaan ledakan data
Perusahaan yang berinvestasi pada teknologi kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin (machine learning), dan automasi proses robotik akan mendapatkan pertumbuhan masif selama beberapa tahun ke depan. Diperkirakan sekitar setengah dari perusahaan-perusahaan tersebut akan menggunakan teknologi ini dalam skala besar pada 2025.
Dengan pertumbuhan dan adopsi teknologi yang lebih besar, akan
terjadi fenomena yang disebut ledakan data. International Data Corporation
(IDC) memperkirakan akan ada 80 miliar perangkat yang terhubung dan
menghasilkan 180 triliun gigabyte data baru pada 2025.
Baca juga: 3 Alasan Industri Harus Terapkan Automasi Universal
Dengan perkembangan perangkat yang terhubung tersebut, industri
komersial perlu memahami dan mengatasi tantangan ini agar tidak tertinggal.
2. Visibilitas lebih besar
Seluruh mesin di fasilitas industri atau manufaktur yang menghasilkan data perlu dikontrol dan dikelola secara efektif sehingga memberikan nilai bagi kegiatan operasional. Di sinilah sistem teknologi edge akan melakukan lebih banyak analisis.
Sistem pemrosesan teknologi edge umumnya berada di fasilitas atau lokasi yang paling dekat dengan sensor sehingga industri bisa mendapatkan visibilitas lebih besar terhadap data yang dihasilkan. Data tersebut pun bisa langsung dianalisis dengan cepat.
Baca juga: Kamu Harus Tahu, Ini 3 Tips Membangun Usaha di Tengah Pandemi
3. Integrasi antara teknologi operasional dan teknologi informasi
Didorong oleh percepatan peningkatan teknologi pintar, banyak industri
yang memanfaatkan Industrial Internet of Things (IIoT), robot,
sensor, perangkat pintar, dan analitik data real-time untuk
mengintegrasikan dan mengautomasi berbagai tugas dari sistem manufaktur.
Namun, integrasi teknologi operasional (OT) dan teknologi
informasi (IT) seringkali tidak berjalan mulus dan bahkan dikelola secara
terpisah.
Untuk mengatasainya, industri dapat mengombinasikan teknologi edge computing dan perangkat IIoT untuk mempermudah penyederhanaan proses kerja,
mengoptimalkan rantai pasokan, dan menciptakan pabrik pintar.
Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Yana Achmad Haikal mengatakan, perusahaan komersial dan industri saat ini didorong oleh kebutuhan untuk mengubah dan merangkul digitalisasi guna memenuhi tuntutan pasar, tetap relevan, dan mempertahankan ketahanan bisnis.
“Latensi rendah, kapasitas bandwidth yang tinggi,
dan komputasi terpercaya yang hadir melalui teknologi industrial edge dapat
memberi daya dalam membangun ekosistem operasional yang always on dan
tak diragukan lagi merupakan solusi untuk kelangsungan bisnis yang efektif,” jelas Yana.
Dengan memperhatikan tiga tantangan di atas, industri dan sektor komersial pun diharapkan dapat lebih siap dalam menghadapi era edge computing di masa mendatang dan memastikan ketahanan serta kelangsungan bisnis dapat diraih.
0 komentar:
Posting Komentar