Dalam menghadapi pandemi Covid-19, rumah sakit dan tenaga
medis menjadi garda terdepan dalam mengobati dan merawat pasien positif maupun suspek
corona. Tidak hanya itu, rumah sakit juga memiliki peran vital dalam mencegah
risiko penyebaran virus corona di lingkungan rumah sakit.
Oleh karena itu, penting hukumnya bagi manajemen rumah sakit
untuk menerapkan prosedur ketat guna memastikan higienitas fasilitas kesehatan dan
bisa memanfaatkan teknologi untuk mengantisipasi human error yang berisiko terhadap kesehatan banyak orang.
Melansir rilis resmi Schneider Electric, berikut 5 langkah yang
bisa manajemen rumah sakit lakukan untuk mencegah risiko penyebaran virus
corona di lingkungannya.
1. Menjaga sirkulasi
udara
Menurut The American Society of Heating, Refrigerating, and
Air-Conditioning Engineers (ASHRAE), tindakan pencegahan harus dilakukan untuk
memastikan volume yang tinggi dari laju aliran udara dapat tetap dipertahankan.
Saat tetesan dari batuk atau bersin menguap dan mengering, benda
tersebut memiliki potensi untuk tetap berada di udara dan akan terbawa melalui
sirkulasi udara. Peningkatan sirkulasi udara bersih akan membantu mengurangi
infeksi silang dari partikel-partikel ini.
Baca juga: Yuk, Dekor Ulang Kamar Biar Makin Semangat Kerja di Rumah
Untuk itu, penting hukumnya laju sirkulasi udara ini
dikontrol secara regular. Tidak hanya laju sirkulasi udara di ruang isolasi
infeksi, ruang rawat inap umum dan ruang rawat jalan juga perlu untuk
dipastikan sistem sirkulasi udaranya agar udara bersih selalu tersedia.
Pemanfaatan teknologi seperti EcoStruxure Building Operation
dalam pengoperasian sistem ventilasi dengan sistem otomasi pun bisa digunakan
untuk membantu mencapai perubahan udara dan tekanan yang dibutuhkan.
2. Menjaga sistem filtrasi udara
Ukuran partikel virus sangat kecil sehingga sistem filtrasi udara harus selalu diperhatikan. Filter high-efficiency particle air (HEPA) diperlukan untuk menghilangkan partikel yang sangat kecil.
Untuk layanan kesehatan, mereka perlu mengeluarkan minimal partikel berukuran 0,3 μm dan dimonitor serta dipelihara. Tim fasilitas rumah sakit juga harus memastikan mereka mengganti filter ini sesuai kebutuhan berdasarkan status kotor dari sensor yang memantau penurunan tekanan pada filter.
3. Memastikan ketersediaan suplai listrik
Manajemen rumah sakit wajib memastikan listrik menyala
selama 24 jam dalam 7 hari untuk menjaga peralatan kesehatan dapat terus
digunakan. Pemanfaatan teknologi dalam memastikan keandalan listrik di rumah
sakit pun sangat krusial karena berdampak langsung terhadap keselamatan pasien.
Teknologi analitik seperti EcoStruxure Power pun dapat dimanfaatkan untuk membantu tim teknisi memprediksi adanya anomali sebelum terjadinya gangguan fungsi peralatan listrik sehingga rumah sakit dapat beroperasi secara optimal.
4. Memperketat akses
ruang isolasi
Petugas wajib mengawasi dan memperketat ruang isolasi. Salah
satu caranya dengan mencatat siapa yang memiliki akses ke ruangan tersebut. Sistem
akses kontrol pintu ruangan juga perlu ditunjang dengan sistem lokasi real-time sehingga rekam jejak petugas
kesehatan yang memasuki ruangan bisa terlacak secara detail.
5. Memantau suhu udara
Petugas juga wajib memantau suhu udara dan kelembapan ruangan dengan mengecek alat pemanas ruangan, ventilasi udara, dan air-conditioner (AC). Pasalnya, benda-benda ini berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup bakteri serta virus.
Saat ini memang belum dapat dipastikan pada tingkat suhu udara dan kelembaban seperti apa Covid-19 ini bertransmisi atau hilang.
Pasalnya, teknologi tersebut dapat memantau ruangan dan memberikan analisis yang lebih rinci bagi tim fasilitas dan pengendalian infeksi rumah sakit guna mengidentifikasi area di mana kelembaban mungkin berdampak pada bertumbuhnya bakteri atau virus.
0 komentar:
Posting Komentar