Dalam beberapa bulan terakhir, dunia mengalami disruptif yang sangat masif terkait pola dan waktu bekerja. Sebab, banyak perusahaan kini lebih memilih membebaskan karyawannya bekerja secara remote. Hal terpenting, pekerjaan dapat selesai sesuai deadline yang ditentukan.
Dengan kebijakan itu, perusahaan bisa menghemat biaya pengeluaran untuk penyewaan gedung. Namun, tantangan selanjutnya sudah menanti di depan ketika pandemi usai dan istilah “return-to-work” akan mengemuka.
Baca juga: Tangani Pasien Covid-19, Rumah Sakit Wajib Lakukan 5 Langkah Ini
Dalam menghadapi tantangan tersebut, perusahaan perlu menerapkan strategi tertentu untuk mempertimbangkan jarak sosial yang perlu diterapkan, menghindari kepadatan kantor, mengutamakan keselamatan dan kesehatan, serta mengoptimalkan kolaborasi tim dengan situasi terbatas.
Jarak sosial dan kepadatan kantor
Meskipun sebagian besar kantor sudah mulai mengubah ruangannya lebih terbuka, karyawan harus tetap memperhatikan protokol jaga jarak dari rekan kerja dan menggunakan meja kerja yang sudah dibersihkan sebelumnya.
Namun, bagaimana karyawan bisa tahu kalau meja tersebut sudah dibersihkan atau belum?
Mengutip website Schneider Electric, teknologi penginderaan (sensing technology) dan analitik digital (digital analytic) dapat dimanfaatkan. Dua teknologi itu akan membantu karyawan memvisualisasikan informasi akurat yang menunjukkan kapan ruang dibersihkan sejak penggunaan terakhirnya.
Keamanan dan kesehatan di ruang kerja
Protokol kesehatan, seperti pengecekan suhu saat memasuki gedung harus senantiasa diterapkan dengan disiplin dalam menyambut era return-to-work. Namun, untuk pemanfaatan teknologi yang lebih mutakhir, perusahaan bisa menggunakan teknologi kamera termal pendeteksi suhu yang dapat diletakkan di pintu masuk lobi.
Hal ini tentu akan mengurangi biaya penambahan petugas yang harus selalu berjaga di pintu masuk. Sebab, dengan kamera termal, sistem dapat secara otomatis mendeteksi orang yang memiliki suhu tinggi dan petugas hanya perlu menindaklanjuti bila ditemukan kasus tersebut.
Pemanfaatan teknologi
Untuk menghindari kepadatan ruang kantor yang dapat merugikan seluruh karyawan, perusahaan perlu mempertimbangkan penggunaan teknologi Schneider Electric’s Workplace Advisor dan connected room solution.
Dengan teknologi ini, sistem akan membantu menginformasikan kondisi ruangan secara real-time, apakah jumlah karyawan yang berada di satu ruangan sudah melebihi batas maksimal yang ditentukan atau tidak.
Baca juga: 6 Solusi Teknologi untuk Industri Food and Beverage
Selain itu, teknologi tersebut bisa mengatur aliran udara dan volume udara segar secara otomatis sesuai jumlah orang yang berada pada ruangan.
Bisa dibilang, ruang kerja yang fleksibel, terhubung (connected), dan sehat merupakan kebutuhan semua elemen karyawan dan perusahaan bisa memanfaatkan teknologi –teknologi canggih untuk mewujudkannya.
Dengan ruangan yang sehat, karyawan akan lebih leluasa bekerja tanpa harus khawatir terhadap kesehatan dan keselamatan dirinya. Produktivitas dan efektivitas bekerja pun dapat tetap dihasilkan secara optimal.
0 komentar:
Posting Komentar