Saat ditanya mengenai apa perbedaan teknologi smart home dan smart building, apa yang bakal kamu jawab? Memang, kedua hal
itu memiliki beberapa kesamaan yang meliputi fitur pengendalian suhu
secara otomatis, otomatisasi penerangan (lampu), atau fitur keamanan dan
keselamatan terhadap kebakaran.
Meski kedua teknologi ini memiliki beberapa kesamaan,
ternyata keduanya membutuhkan infrastruktur komunikasi yang berbeda untuk dapat
berfungsi dengan optimal. Simak ulasan berikut untuk mengetahui perbedaannya.
Baca juga: 10 Manfaat Inovasi Teknologi Smart Building dari Schneider Electric
Persyaratan daya (power)
Untuk menjalankan otomatisasi di rumah, kamu mungkin hanya
membutuhkan konektivitas nirkabel berdaya rendah sebagai tambahan daya. Itu
karena sebagian besar perangkat smart
home bisa dengan mudah menjangkau stop kontak bila kehabisan daya. Jadi
secara teknis, kamu dapat menghubungkan semua perangkat rumah pintar
menggunakan jaringan nirkabel tanpa memerlukan daya yang besar.
Kemudian, untuk smart
building yang fokusnya untuk komersialisasi gedung dan industri, biasanya
terletak jauh dari sumber daya (power
supply) sehingga membutuhkan alat infrastrutur yang lebih kompleks dan
mahal.
Ukuran dan struktur bangunan
Menurut laman resmi Schneider Electric, kedua teknologi tersebut memiliki perbedaan dalam hal ukuran dan struktur bangunan jaringan. Inilah yang membuat lingkungan fisik memiliki peran penting karena berpengaruh terhadap kualitas sambungan radio nirkabel yang dibutuhkan.
Saat berbicara smart home, berarti kita akan membahas tentang hiburan yang dibutuhkan di rumah dalam skala kecil. Jadi, yang dibutuhkan hanya struktur sederhana untuk menghadirkan teknologi jarak pendek. Dengan begitu, jika ada isu atau kendala yang ditemukan, misal gangguan koneksi Wi-Fi, dapat diperbaiki dengan mudah hanya dengan satu alat perluasan (extender).
Namun di sisi lain, jika menyangkut bangunan komersial yang hadir di kampus-kampus atau fasilitas industri yang padat secara struktural, kamu membutuhkan solusi yang lebih kompleks sesuai cakupan wilayahnya.
Baca juga: Schneider Electric Bantu Sektor Manufaktur Lakukan Percepatan Digital
Sistem jaringan radio
Salah satu dari banyak tantangan yang dihadapi oleh sistem
komunikasi nirkabel yang berfungsi dalam spektrum bebas lisensi adalah rasio in-band. Terutama pita frekuensi 2,4 GHz
yang diterima secara luas pada teknologi radio yang ada, meliputi Bluetooth, Wi-Fi,
Zigbee, dan lain-lain.
Masalah bandwidth
di jaringan smart home mungkin tampak
kurang ditemukan mengingat jumlah perangkat yang terhubung terbilang sedikit.
Sebaliknya, untuk bangunan industri berstandar IoT, terdapat risiko interferensi
elektromagnetik yang cukup besar.
Jadi, kesimpulannya adalah meski memiliki kesamaan dalam
situasi tertentu, smart home dan smart building memiliki persyaratan
teknis, konektivitas jaringan, dan teknik yang berbeda. Kemudian, smart building juga memiliki tantangan
yang lebih besar dalam hal jangkauan jaringan, daya, dan skalabilitas.
0 komentar:
Posting Komentar