Ini adalah seri terakhir cerita hitchhike gue di Jepang. Sebelumnya gue udah ceritain tentang tips-tips bagaimana melakukan hitchhike dan pengalaman hitchhike di kota Matsumoto.
Nah kalo sekarang gue mau cerita pengalaman hitchhike dari Matsumoto ke Takayama dan dari Kanazawa ke Kyoto. Cekidot!!!
Hitchhike dari Matsumoto ke Takayama
Rute untuk Matsumoto ke Takayama |
Jarak antara Matsumoto dan Takayama adalah 95 Km yang melewati jalur pegunungan. Ken (host gue di Matsumoto) agak sedikit pesimis gue bisa mendapatkan kendaraan dengan mudah. Jadi sebelum berangkat meninggalkan rumah Ken, Ken memberikan saran-saran tentang dimana gue bisa menemukan spot terbaik dan dia juga mengajarkan sedikit bahasa Jepang untuk bisa gue pakai ketika menanyakan ke pengemudi.
Ken juga memberikan sketchbook-nya untuk bisa gue gunakan saat ber-hitchhike. Thanks berat mennnn, gue jadi bisa ngirit hahaha. Gue pun berangkat! Dari rumah Ken, gue naik bus terlebih dahulu menuju Stasiun Matsumoto. Selanjutnya dari Stasiun Matsumoto kira-kira 200 meter gue berjalan menuju spot yang sudah direkomendasikan Ken, yaitu perempatan jalan besar Matsumoto.
Sesampainya di perempatan..
Gue berdiri di trotoar dan menghadap jalan yang mengarah ke Takayama. Di sana terdapat lampu lalu lintas, jadi gue akan menunggu lampu merah dan mengetuk satu-satu mobil yang berhenti. Ketika lampu merah menyala, saatnya gue beraksi! Agak susah memang, karena masih dalam lingkungan kota, jadi mobil-mobil banyak yang tidak mengarah ke luar kota.
Setelah sekitar 10 menit gue beraksi, kemudian ada yang membuka jendela mobil! Seorang ibu muda.
Dia berkata, “Doko ni ikimasuka? (Mau pergi kemana?)”.
“Takayama desu. Takayama ni ikimasu ka? (Ke Takayama, ibu kesana juga?)”
“Wah kalau mau ke Takayama jangan di perempatan ini tong, perempatan depannya lagi tuh lebih strategis”, dia membalas dengan bahasa Jepang yang sedikit-sedikit gue paham.
“Ehhh honto desu ka? Haik arigatou gozaimasuta! (Eh yang bener? Ah kalau gitu terimakasih)”, timpal gue dengan senyuman ganteng gue.
Akhirnya gue mengikuti saran ibu muda tadi untuk menuju perempatan selanjutnya. Lalala gue jalan sambil nyanyi-nyanyi dan ketika baru sekitar setengah perjalanan, tiba-tiba ada mobil yang berhenti di sebelah gue. Gue kaget dan nengok ke mobil itu.
Pengemudi mobil itu membuka kaca dan berkata, “Doko ni iku no? (Halo kamu menuju kemana?)”.
“Takayama desu”, jawab gue.
“Ah Takayama? Arah saya searah menuju Takayama, tapi hanya setengah jalan. Apa kamu mau ikut?”. “Wahhh yang benar? Baiklah saya ikut!!”.
Beneran dah ini bukan mimpi. Tiba-tiba gue ditawarin bonceng mobilnya tanpa gue meminta ke beliau. Sungguh beruntung gue ini.
Ootsuki-san lagi nyetir |
Pada akhirnya kami sampai juga di tempat yang kami setujui bersama. Gue diturunkan di pinggir jalan dengan lokasi yang sangat strategis untuk meneruskan hitchhike gue ke Takayama. Sebelum turun gue mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya ke beliau dan memberikan kenang-kenangan berupa gantungan kunci wayang ke beliau. Lalu beliau meminta gue menunjukkan sketchbook dan spidol gue. Ternyata beliau nulis lagi huruf kanji Takayama + beberapa kalimat di sketchbook gue. Beliau bilang pasti gue berhasil dapat tumpangan lagi dengan menunjukan tulisan ini. Suwerrrr dah gue gak bisa berkata apa-apa lagi. Super baik banget Ootsuki-san ini...
Keluar mobil, gue membungkukkan badan sebagai tanda terimakasih dan beliau pun pergi. Fiuhhhh gue udah sampai sini. Di tempat antah berantah yang gue sama sekali gak pernah bayangkan. Di suatu dataran tinggi yang bangunan rumah pun sudah sangat jarang. Kemudian gue beraksi lagi karena mengejar waktu sebelum gelap. Di sini, sekalinya ada mobil yang lewat, langsung 5-7 mobil. Tapi giliran sepi, sama sekali gak ada yang lewat, mana dingin lagi, gue pun lompat-lompat kecil sambil meregangkan badan supaya gak terlalu terasa dingin.
Gue beraksi lagi dengan tulisan Ootsuki-san |
Namanya Suzuki-san. Obrolan kami hampir sama seperti obrolan gue dengan Ootsuki-san. Masih seputar keluarga, hobi, makanan, pekerjaan, dll. Karena Suzuki-san gak bisa sama sekali bahasa Inggris, jadi kami ngobrol dengan bahasa Jepang dan bahasa isyarat hahaha. Maklum bahasa Jepang gue juga cetek banget.
Setelah sekitar 1 jam di perjalanan, kami menuju ke sebuah rest area dan istirahat sejenak. Ternyata di rest area ini kita akan berpisah huhu. Sebelum berpisah, Suzuki-san mentraktir gue minuman. Jalanan hari itu memang sedang sepi banget, karena hari senin kebanyakan orang bekerja.
Suzuki-san sempat gue perhatiin kayak lagi mikir gitu dan secara tiba-tiba beliau bilang, “Yoshhh ikuzo! (Ayo kita berangkat ke tujuanmu)“. Gue kaget banget dan bilang, “Heeeeeeeeeeh? Honto ni??? Daijobu desu ka?? (Heeeh yang bener om?)”. Itu artinya beliau mau mengantarkan gue sampai Takayama! Padahal tujuan beliau bukan Takayama. Ohmaigattttt, gue kehabisan kata-kata untuk menarasikan bahwa orang-orang Jepang itu baik-baik…
Baiknya keterlaluan Suzuki-san ini |
Jarak antara rest area tadi ke Takayama cukup jauh ternyata. Gue bersyukur banget mendapatkan tumpangan dari Suzuki-san. Sesampainya kami di Takayama kami menuju ke salah satu convenient store (macam Lawson, Sevel, Family Mart) di pusat kota Takayama dan turun di sana. Gue berterimakasih sebesar-besarnya ke Suzuki-san dan juga memberikan souvenir gantungan kunci wayang ke beliau. Dimana pun Anda berada sekarang, semoga sehat selalu ya, Suzuki-san.
And here I come, Takayama! Matsumoto ke Takayama berjarak 95 Km dan gue tempuh dengan hitchhike selama 3 jam 15 menit. Mission accomplished!!!
Hitchhike dari Kanazawa ke Kyoto
Rute untuk Kanazawa ke Kyoto |
Setelah keberhasilan gue melakukan hitchhike dari Matsumoto menuju Takayama dan mendapatkan pengalaman yang sangat positif, gue semakin pede melakukan hitchhike selanjutnya.
Dari Takayama, tujuan gue selanjutnya adalah sebuah desa yang telah diakui UNESCO sebagai UNESCO World Heritage, yaitu Shirakawa-go (Desa Shirakawa). Tapi untuk menuju ke sana, gue gak hitchhike karena jalurnya yang lebih rumit. Maksudnya lebih rumit di sini, mobil dari Takayama ke Shirakawa-go harus melewati jalan pegunungan, expressway (jalan tol), jalan pegunungan lagi, kemudian expressway lagi. Hettt susah. Lagipula sedikit mobil pribadi yang lewat, kebanyakan bus.
Setelah dari Shirakawa-go, selanjutnya tujuan gue adalah sebuah kota di pesisir barat Jepang, Kanazawa. Begitupun dari Shirakawa-go menuju Kanazawa, gue juga gak ngelakuin hitchhike karena jalur yang rumit juga. Jadi gue memutuskan untuk naik bus dengan rute Takayama – Shirakawa-go – Kanazawa. Gue akan singgah di Shirakawa-go hanya 5 jam dan akan bermalam di Kanazawa untuk selanjutnya akan menuju Kyoto keesokan harinya.
Anggap aja gue udah sampai di Kanazawa...
Pada malam harinya di Kanazawa, gue melakukan research untuk hari esok, karena besok gue melanjutkan perjalanan ke Kyoto dengan hitchhike. Yay! Apa yang gue research? Oke ini penting. Gue beruntung karena jalur dari Kanazawa ke Kyoto hanya satu jalur, yaitu dengan expressway. Nah, saran dari Wikitravel, ketika lo mau hitchhike di expressway, spot terbaik adalah parking area (PA) dan service area (SA). Jadi gue fokus research tentang dimana letak PA dan SA (untuk selanjutnya gue sebut rest area aja ya) di sepanjang jalur Kanazawa – Kyoto.
Ada sekitar 7 rest area yang akan gue lewati. Rest area terdekat dari Stasiun Kanazawa adalah Tokumitsu Parking Area. Untuk mencapai Tokumitsu PA, gue harus naik kereta terlebih dahulu dari Stasiun Kanazawa ke Stasiun Mattoo.
Pagi harinya gue langsung eksekusi rencana gue. Gue bergegas membeli tiket kereta ke Stasiun Mattoo, harganya hanya 200 yen. Sampai di Stasiun Mattoo, gue harus melanjutkan perjalanan ke Tokumitsu PA dengan jarak 4 km. Iya, jalan 4 km!!! Semangatttt. Ahhh ternyata pemandangan pinggiran kota Kanazawa ini sangat berbeda dengan pusat kotanya. Kiri kanan kulihat saja banyak persawahan dan rumah-rumah khas Jepang yang rapih~.
Yoiii tetep semangat, 3 km lagi tuh |
Lo harus tau. Sepanjang 4 km gue berjalan, cuma gue doang yang jalan! Lainnya itu mobil-mobil dan sesekali orang yang naik sepeda. Mulai lelah, tapi gue gak mau menyia-nyiakan waktu, jadi gue jalan terus tanpa henti (gaya bet hahaha). Kemudian setelah perjuangan hampir 2 jam gue jalan, sampai juga gue di Tokumitsu PA. Fiuhhhhh capek.
Seperti rest area pada umumnya. Banyak mobil-mobil yang terparkir, restoran, café, dan juga convenient store. Gue laper, jadi gue berencana untuk mengisi perut terlebih dahulu sebelum beraksi. Gue membeli dua roti di Lawson. Kok roti doang? Eits jangan salah, roti-roti di Jepang itu enak-enak dan ngenyangin lho.
Gue menuju kasir untuk membayar. Tiba-tiba ada yang ngomong, “Are you a hitchhiker?”. Eh? Ternyata mba-mba kasirnya yang ngomong dan dia tau kalo gue seorang hitchhiker! Terus gue kepoin deh, “Mba udah punya pacar belom?“, engga deng... Mbanya langsung gue ajak nikah! Eh ini engga juga deng hahaha. Gue nanya ke dia apa emang banyak hitchhiker di PA sini? Terus dia bilang kadang-kadang ada. Dari pernyataan itu gue makin semangat, ternyata gue gak sendirian karena dulu sempat ada yang hitchhike di PA ini.
Sebelum meninggalkan Lawson gue teringat sesuatu, bahwa gue belum menulis huruf kanji kota tujuan gue, Kyoto. Akhirnya gue minta bantuan ke mba-nya deh buat nulis huruf kanji Kyoto di sketchbook gue. Sayangnya gue lupa minta foto bareng buat kenang-kenangan hiks.
Tulisan Kyoto udah ada, spot udah gue tentukan, perut juga udah kenyang, sekarang saatnya gue beraksi. Yeah! Gue bentangkan sketchbook dengan tulisan Kyoto tadi dan dengan senyuman terindah yang gue lempar ke para pengendara mobil, gue pede untuk mendapatkan tumpangan secepatnya.
Heading to Kyoto! Begitulah kira-kira arti tulisan ini |
10 menit berlalu, 15 menit berlalu, 20 menit berlalu… Anjirrrr kok gak ada mobil yang berhenti ya. Ternyata cukup menantang juga ini hitchhike di parking area. Ekspektasi doang gampang, realitanya banyak dicuekin pengemudi huft.
Dengan tekad dan keyakinan hati yang kuat, gue tetap berdiri tegar memegang sketchbook dan melempar senyum terindah gue. Pada akhirnya ada sebuah mobil van berhenti dan langsung mengajak gue untuk masuk. Terus gue kaget sambil bertanya, “Kyoto ni ikimasuka?“. Mereka bilang, “Yessss, ikou! (Iya, ayo masuk)“. Akkkkk akhirnya dapet tumpangan!
Ketika gue masuk dan duduk di kursi tengah, gue mendapatkan tepukan tangan dan sorakan gembira dari 5 orang yang belum gue kenal. What is going on? Gumam gue. Usut punya usut, ternyata mereka salut sama gue dan mereka terus tertawa sambil menunjukkan ekspresi gak percaya, kalau ada orang kayak gue ini (melakukan hitchhike di parking area). Mungkin ini pengalaman baru untuk mereka yang pertama kali melihat hitchhiker ganteng macam gue ini. Ahay...
Yoooks jadi anak gaul Jepang bergaul sama mereka |
Kelima orang di dalam mobil ini ternyata sekumpulan anak muda brooo. Kami berkenalan satu persatu, dan gue lupa semua namanya hahaha. Dengan bahasa Inggris yang terbata-bata dicampur dengan bahasa Jepang, mereka mencecar gue dengan berbagai pertanyaan. Dengan senang hati gue menjawab semua pertanyaannya. Selain sesi tanya jawab, kami juga berfoto ria, saling add di facebook, jingkrak-jingkrak denger lagu disco, buat video selfie, dll. Pokoknya asik banget. Sampai-sampai kami semua lapar dan berencana untuk berhenti di parking area selanjutnya di daerah Fukui. Ternyataaa gue juga ditraktrir makan di sana. Gue makan tempura udon yang khas rasanya. Sumpahhhh baiknya mereka, padahal baru kenal beberapa jam yang lalu, tapi udah ditraktir makan aja.
Keseruan demi keseruan terus terjadi di dalam mobil setelah kami berangkat kembali. Sampai-sampai gue ditawari produk MLM oleh salah satu dari mereka. Sumpah ini lucu, ternyata di Jepang praktik MLM juga ada! Hoho. Sampai akhirnya sampailah kami di Kyoto. Tapi bukan pusat Kyoto, melainkan di Ootsu SA. Kenapa gue diturunin di sana? Soalnya tujuan mereka Osaka, jadi mereka gak akan keluar expressway dan memilih menurunkan gue di rest area.
Sebelum mereka meninggalkan gue sendirian, mereka sempat loh mencari mobil ber-plat Kyoto dan menanyakan beberapa pengemudi yang mengarah ke pusat Kyoto supaya gue bisa nebeng. Aihhhhhh baiknya subhanallah mereka ini, 5 orang dari mereka masing-masing nyebar buat nyari mobil ber-plat Kyoto ini. Gue terharu.
Tapi kami gak nemuin mobil yang mengarah ke Kyoto hiks. Akhirnya gue nyuruh mereka berangkat aja ke Osaka. Sebelum berangkat, gue ucapkan terimakasih dan juga gak lupa buat ngasih souvenir gantungan kunci wayang ke masing-masing mereka. Sayonara, sampai ketemu lagi di lain waktu...
Sampai ketemu lagi, Tsu-san! |
Lebih dari 3 jam perjalanan gue dari Kanazawa ke Kyoto. Agak lelah. Jadi gue memutuskan untuk keluar saja dari expressway dengan naik taksi menuju stasiun terdekat, yaitu Stasiun Ootsu. “Anjirrrr gaya banget ye naik taksi, gak mahal lek?”. Jaraknya deket banget kok, tapi tetep kerasa mahal hahaha. Nah dari Stasiun Ootsu gue naik kereta menuju Stasiun Kyoto. Ternyata deket cuma beda 3 stasiun. Yay gak salah keputusan gue.
Yiiiiiiha Kanazawa to Kyoto by hitchhike: accomplished!!!
Nah, gue udah membuktikan bahwa hitchhike di Jepang itu mudah dan menyenangkan! Selain kita dapat tumpangan gratis, kita juga mendapatkan teman baru, pengalaman unik, juga pelajaran yang berharga. Jadi gak ada salahnya kalo lo juga coba hitchhike di Jepang.
Btw gue search sana-sini tentang hitchhike di Jepang dalam bahasa Indonesia kok gak nemu ya. Apa jangan-jangan gue orang Indonesia pertama yang hitchhike di Jepang? Hahaha. Asik juga kalo gue jadi yang pertama mah..
Orang jepang ini baik banget ya
BalasHapusdan jujur2
Padahal saudara juga enggak
Mungkin mereka percaya hukum karma alias menanam kebaikan gitu kali ya
Hhheeheh
Iya bener baik banget! Yang gue heranin itu mereka selalu menolong sampai yg ditolong mencapai tujuannya.
HapusPernah nyasar juga di Kanazawa, nanya orang lewat dan dia mau berangkat kerja. Cuma nanya padahal, ehh malah dianter sampe tujuan. Salut...!
Mantap bro Alek!
BalasHapusCerita kayak gini nih favorit gw. Anyway, yes, Japanese emang sangat-sangat keterlaluan baiknya, beretika, n sopan santun pula. Hehehe..
Mereka ga segan dalam menolong orang asing.
Dan pengalaman lu ini bener2 membuktikan perkataan banyak orang yg bilang demikian. Keren experience-nya, salut gw!
"It's not just about the destination, but the journey"
makanangin-travel.blogspot.com
Betul banget bro.. Ternyata apa yang orang2 ceritain bener, dan gue ngalamin sendiri kalau orang Jepang itu baik2. Waaah jadi pengen punya pacar orang Jepang nih hahaha
HapusAsli gokil banget pengalaman loe bro
BalasHapusThanks brooo, bener2 pengalaman yang mengesankan lah pokoknya ini..
Hapuswahhh tahun depan ke Jepang harus hitchhike nih..
BalasHapustapi saya gak bisa bahasa jepang, harus belajar dulu nih sepertinya..
Iya belajar sedikit2 ya bahasanya. Karena sangat membantu kita untuk ngelakuin hitchhike.
HapusSemoga sukses ya tahun depan! Hehe
Bang kalo gue hitchhike dr tokyo ke osaka atau kyoto mungkin gak ya? Wkwk kok kyknya gatau diri gt 500 km lbh numpang wakakak
BalasHapusAgak lumayan jauh ya hahaha. Saran gue mending lo stop di beberapa kota dulu. Soalnya kalo start hitchhike dr Tokyo agak susah juga, krn banyak bgt jalur jalan tol nya. Jd nanti kita susah buat berhentiin mobil. Mending keluar Tokyo dulu naik kereta atau bus. Abis itu baru deh hitchhike nyicil2 sampe Osaka.
HapusWakaka iya jauh banget bang, btw lo dr tokyo ke daerah kansai naik apa bang? Hitchhike jg? Btw ajib bang tulisan lo, save money, travel more, and keep writing bang lek hehe
BalasHapusDari Tokyo gue ke Matsumoto dulu naik bus. Naaah dari Matsumoto baru gue mulai hitchhike. Soalnya enak jalurnya gak banyak.
HapusKayaknya udah gw tulis juga bang itin gue di postingan sebelumnya.
Thaaanks makin semangat nulis nih haha