Jadi, Wisata Sekolah yang mengadakan kontes foto ini mengumumkan pemenang di twitter dan instagramnya. “Congratulations @alekleak, kamu menang kontes foto 3rd anniversary @wisatasekolah“. Yeaaah! Akhirnya kesampean juga gue menang dan bisa jalan-jalan gratis ke Pulau Sangiang.
Sabtu, 12 Desember 2015, dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, kami sampai di Pelabuhan Paku Anyer. Pada saat kami datang, pelabuhan sepi total gak ada orang satupun selain kami berlima. Oh iya, ‘kami‘ di sini adalah gue (si pemenang lomba, cie elah haha), pak Irwan (owner Wisata Sekolah), mas Mandro (guide), dan 2 peserta tur lainnya, Nabil dan Dani. Karena kapal baru berangkat pukul 07.00 pagi, jadi kami memutuskan untuk tidur. Pelabuhan Paku Anyer dijamin aman. Malahan, saat kami ingin istirahat, warga sekitar yang sedang ronda datang dan mempersilahkan kami untuk tidur di bale dekat warung. Baik banget!!
Pelabuhan Paku Anyer di pagi hari |
Angkat Jangkar, Kapten!!
Sampai tibalah pukul 07.00 dan saatnya kapal angkat jangkar untuk berangkat ke Pulau Sangiang, yuhuuu! Secara tiba-tiba pun terdapat 2 orang tambahan peserta tur, Fahri dan Rifi. Jadilah peserta tur terdapat 5 orang.
Di perjalanan menuju Pulau Sangiang, awan kelabu dari kejauhan terlihat menyelimuti sekitar pulau. Just for your information, Pulau Sangiang ini terletak di tengah-tengah Selat Sunda, lho! Di antara 2 pulau besar, Pulau Jawa dan Pulau Sumatra. Gimana gak keren tuh!? Secara administratif, pulau ini merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Serang, Banten. Perjalanan yang ditempuh dari Pelabuhan Paku Anyer sampai ke Pulau Sangiang sekitar 60-90 menit (tergantung cuaca).
Berangkaaaat!! Kapten kami, Pak Wayan begitu bersemangat |
Kapal-kapal yang memasuki wilayah Pulau Sangiang harus melapor di pos TNI yang terdapat di selatan pulau. Mulai dari berapa wisatawan yang datang, beserta nama lengkapnya dicatat di sana. Setelah melewati pos TNI, kami pun menuju ke Lagon Bajo untuk kegiatan snorkeling.Sebelum melakukan snorkeling, kami diberi arahan terlebih dahulu oleh pak Irwan dan mas Mandro tentang bagaimana melakukan snorkeling yang baik, benar dan asyik. Kemudian kami melakukan peregangan sebelum melakukan snorkeling. Ini nih yang paling penting, jangan asal main nyebur aja, bahaya sob. Takutnya kaki keram, keseleo, kesemutan di laut kan bisa berabe. Setelah itu mas Mandro memberikan pesan kepada kami, “Please jangan injak terumbu karangnya. Terumbu karang membutuhkan waktu 10 tahun untuk tumbuh 1 cm“. “Siappp, mas!“, kami membalasnya.
Jebyurrrrrr. Kesan pertama gue pas nyebur adalah airnya ternyata asin (menurut ngana?). Waaah airnya jernih dan terumbu karangnya banyakkkkk. Gue sangat menikmati momen snorkeling ini. Bisa melihat terumbu karang yang beranekaragam dan juga ikan-ikan yang seakan-akan sedang bersosialisasi di kehidupannya, membuat gue merasa damai dan tentram. Seketika pun gue teringat film Finding Nemo. Sayangnya, gue gak menemukan ikan Nemo di spot Lagon Bajo ini.
Aaaah nikmatnyaaa snorkeling itu... |
Tiba-tiba kapal memasuki sebuah hutan bakau yang lebat. Woooow, bilang gue dalam hati. Keren juga ya melewati hutan bakau ini, serasa sedang berada di Tanjung Puting, Kalimantan. Bedanya di sini semua pohon bakau, dan gak ada orang utannya. Ternyata hutan bakau ini merupakan jalan masuk menuju Pelabuhan Perkampungan Pulau Sangiang.
Foto-foto dulu bersama team di Hutan Bakau |
Selamat datang!!! |
Kemudian kami berjalan kaki menuju homestay yang berada di utara pulau, dekat Pantai Pasir Panjang. Sepanjang perjalanan, banyak terlihat pohon kelapa. Sesekali terlihat bunga-bunga yang menghiasi halaman depan rumah warga.
Anjing penjaga pulau, di belakangnya ada homestay kami tuh. Konon anjing di sini biasanya menjaga rumah penjaganya dari babi hutan. Sayang sekali gue gak liat babi hutannya. |
Di pulau ini, baru terdapat 2 homestay milik penduduk. Sekitar 20 menit berjalan kaki, sampailah kami di sebuah homestay sederhana. Setelahnya, kami diperbolehkan untuk mandi, makan dan istirahat sampai pukul 15.00. Di kesempatan kali ini, gue memilih untuk nimbrung bersama pak Irwan dan mas Mandro yang sedang bercengkrama dengan para warga.
Di kesempatan kali ini, gue jadi banyak tau, bahwa ternyata pak Irwan merupakan salah satu inisiator yang mengembangkan potensi pariwisata di pulau ini. Beliau menjalankan 3 trip organizer sekaligus, yaitu Wisata Sekolah, Jelajah Pulau, dan Pulau Sangiang. Beliau juga tampak begitu akrab dengan penduduk di sini. Oleh beliau, gue diperkenalkan dengan pak RT perkampungan Pulau Sangiang. Pak RT bercerita bahwa beliau merupakan salah satu warga generasi pertama yang hijrah ke pulau ini dari Anyer. Terdapat lebih dari 50 kepala keluarga yang tinggal di pulau ini. Tetapi tidak semuanya mendiami pulau ini, sebagian ada juga yang tinggal di Anyer. Di pulau ini belum terdapat sekolah. Oleh karena itulah, sebagian penduduk tinggal di Anyer dan anak-anak bersekolah di sana.
Rumah pak RT, lihat di gentengnya sudah dipasang solar panel, how cool! |
Menyusuri Pulau Sangiang
Jam sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB. Waktunya untuk trekking!!! Ah gue suka kegiatan ini, karena dengan trekking, kita bisa meng-eksplor lebih luas. Tips dari gue, jangan lupa pakai dulu lotion anti nyamuk sebelum trekking. Karena kita akan melewati hutan-hutan dan nyamuk-nyamuk di sana semuanya haus darah! Dan ketika gue trekking, gue gak pakai lotion anti nyamuk sama sekali, alhasil gue jadi sasaran empuk para nyamuk itu. Hih sebel! (pasang muka bete). Tapi seketika bete hilang, ketika kami melewati beberapa spot keren di jalur trekking.
Di Pulau Sangiang, pohon kelapa bisa ditemui dimana saja |
Keren khan!! Serasa musim gugur di Pulau Sangiang |
Goa Kelelawar, di sini lo akan mendengarkan para kelelawar itu bernyanyi. |
Dari Puncak Begal, kami meneruskan perjalanan menuju Goa Saung Tungku. Goa ini terletak di bawah tebing karang. Jadi untuk menuju ke sana, kita harus menuruni sebuah tangga sederhana. Cukup menantang!
Spot dekat Goa Saung Tungku, epic! |
Hari beranjak gelap, kami pulang menuju homestay dan segera beristirahat. Malam itu terasa sejuk dengan angin sepoi-sepoi bertiup diantara pohon-pohon kelapa. Ini momen yang tepat untuk bercengkrama satu sama lain. Di sini, gue menjadi begitu akrab dengan Fahri, Rifi, Nabil, dan Dani. Mendengar cerita perjuangan Fahri dan Rifi sebelum datang ke Pulau Sangiang ini, membuat gue tersadar, bahwa kita membutuhkan usaha dan semangat untuk awal dari sebuah perjalanan. Obrolan dengan Nabil yang ternyata dia ingin kuliah di Jerman sama seperti gue, juga melihat kekonyolan Dani. Dani yang berkebangsaan Iran itu sering kali membuat lelucon yang membuat kami terasa begitu intim.
Malam berganti menjadi pagi. Di pagi yang cerah ini, kami trekking menuju Puncak Arjuna yang letaknya berada di sebelah timur homestay. Dari sini, garis pantai terlihat cantik dengan warna biru turquoise-nya. Hal ini membuat kami tak sabar untuk menuju ke Pantai Pasir Panjang. Dari Pantai Pasir Panjang, kami cukup beruntung karena bisa melihat Gunung Anak Krakatau! Gunungnya terlihat kecil dari kejauhan. Ah, gue jadi pengen menjelajah gunung itu suatu hari nanti.
Liat tuh di tengah-tengah, terlihat Gunung Anak Krakatau |
Aksi keren dari Dani di Pantai Pasir Panjang |
Di saat kami puas ber-snorkeling ria. Hujan turun dan angin mulai bertiup kencang. Bagaimana perjalanan pulang kami dari Pulau Sangiang menuju Pelabuhan Paku Anyer? Behhh mendebarkan! Dengan angin yang cukup kencang, kapal terombang-ambing dan seakan-akan kami sedang menaiki wahana kora-kora. Dengan lihainya, Pak Wayan yang bertindak sebagai kapten dan nahkoda kapal mengendarai kapal dengan sangat baik. Sehingga kami sampai di Pelabuhan Paku Anyer dengan selamat! Alhamdulillaaah.
Ah trip ini begitu mempesona. Terimakasihhhhh Wisata Sekolah, Jelajah Pulau, dan Pulau Sangiang atas tur (gratisnya) ini....pokoknya sukaaaakkk!! Reccomended banget deh buat yang mau menjelajah Pulau Sangiang dan merasakan keseruan yang gue rasakan.
Ingat ya guuuyyysss, jangan lupa selalu jaga kebersihan pulau dengan tidak nyampah sembarangan di sana. Juga jangan rusak terumbu karang kalau lagi snorkeling, kasian atuh kalau dirusak. Terumbu karang kan rapuh, sekali disentuh aja, bisa langsung patah, kayak hati ini nih. Duh.
Semoga di lain kesempatan, bisa mengunjungi pulau ini lagi dan juga dapet jalan-jalan gratis lagi. Amin hahaha. Ciaoooo!
Until we see you again, Sangiang Island! |
Udah lama pengen ke sangiang tapi belom juga kesampean.. Asik bgt lex dapet jalan2 gratis hehe...
BalasHapusHehe iya untungnya ini dapet gratis. Sangiang mudah bgt dijangkau dr Jakarta jd bisa kapan aja kesana.
Hapusgoookkiiiilll thanks bang alex
BalasHapusWoyooo thanks juga bang endro sudah menemani perjalanan kami
Hapuswahh pemandangan di pulau sangiang keren-keren ya, menakjubkan sekali..
BalasHapusmau nanya donk mas klo kapal ke sangiang mesti sewa atau bisa sekedar untuk menyebrang saja?
BalasHapusAda kok yang bisa nyebrang sendiri. Biasanya naik kapal nelayan yang ngangkut penduduk nyebrang mba. Tapi lbh enak nyewa kapal sih rame2 sama temen.
Hapus