Postingan kali ini berhubungan dengan impian gue. Mungkin yang sering baca postingan-postingan di blog ini, gue sering banget cerita tentang trip-trip gue. Itu adalah salah satu cara gue buat mengabulkan impian gue. Apatuh? Simple sob, travel around the world.
Mungkin sebelum kalian baca postingan gue di sini, kalian harus baca postingan gue yang INI dulu deh, soalnya saling berkesinambungan.
SINGAPORE trip (13, 14, 15, 16 Mei 2013)
Singapura adalah negara luar pertama yang gue jelajahi. Sebelumnya gue cuma beli buku aja sih, panduan untuk jalan-jalan hemat di SG. Buku itu mampu menghipnotis gue, jadi gue pilih deh SG menjadi negara luar pertama yang gue kunjungi. Point pertama kenapa gue memilih SG adalah karena negara ini mempunyai sistem transportasi yang SANGAT memadai, aman untuk yang baru pertama kali ke luar negeri, dan dekat dari Indonesia. Gue pergi ke sana bareng si Gita. Gue dan Gita hanya membawa uang masing-masing SG$ 125.
Di hari pertama (13 mei 2013) gue sampai, gue udah terjangkit virus wow, karena heboh sama apa yang dilihat pertama kali. Norak gak sih? Haha menurut gue sih wajar. Ketika baru sampai di Changi Airport gue cuma mikir, mau jalan kemana ini gue. Masih kaget soalnya. Gue dan Gita kemudian duduk untuk berfikir tenang dan membuka selembar kertas yang isinya adalah ittinerary (rencana perjalanan) yang gue bikin selama kami di sana. Oke hari pertama tujuan gue adalah Sentosa Island. Sebuah pulau kecil yang disulap menjadi pulau yang atraktif dengan berbagai wahana. Kami pun bergegas berjalan ke Terminal 2 untuk keluar dan naik MRT.
Di ittinerary gue tulis, bahwa kami harus membeli EZ-card (kartu untuk naik MRT, bus, belanja, dll di SG) terlebih dahulu dan langsung top-up (isi pulsa). Jadi fungsi kami membeli EZ-card adalah untuk transportasi kami selama 4 hari di SG. Jadi gak perlu beli tiket lagi kalo mau naik kendaraan umum. Untuk hal ini gue membayar SG$ 22. Yihaaa akhirnya bisa merasakan juga naik MRT. MRT ini sangat efektif banget buat mengurangi kemacetan. Gue yakin kalo ada MRT di Jakarta, kemacetan akan sangat banyak berkurang, tapi dengan satu catatan, kelola-lah dengan baik!!
Pemandangan ke arah Sentosa Island |
Nah! Setelah kami rasa cukup istirahatnya, kami pun menuju jembatan penyebrangan untuk menuju Sentosa Island. Dengan hanya membayar SG$ 1 kita bisa masuk ke dalam pulau dan menikmati keatraktifan pulau tersebut. Kalau mau naik wahana-wahananya ya harus bayar lagi sesuai harga wahananya hoho, tapi kami di sana gak main satupun wahana. Karena itu bukan tujuan gue. Tujuan gue di setiap trip adalah berbaur dengan orang lokal, belajar sedikit bahasa lokal, dan memahami budaya di tempat tersebut. Itu adalah misi gue yang utama dalam melakukan sebuah trip.
In Sentosa Island |
Dan yak, bisa ditebak ngapain aja kami di Sentosa Island. Hanya berjalan mengelilingi pulau dengan tas masih kami bopong, berfoto-foto dan just enjoy it :). Cukup menyenangkan hari pertama, walaupun kecapean karena baru sampai dan langsung jalan-jalan dengan tas berada di pundak kami.
Hari semakin gelap, saatnya kami pulang. Lho kok pulang? Iya pulang ke penginapan hoho. Gue di sana mendapatkan host yang bersedia menampung kami untuk tinggal selama 3 hari di rumah salah satu teman baru gue. Jadi untuk penginapan, kami tidak perlu merogoh kocek :). Kok bisa? Iya gue ikut salah satu komunitas traveller di Couchsurfing.
Ternyata gak susah mencari alamat rumah teman kami itu yang juga berasal dari Indonesia. Dondy namanya, mas Dondy merantau ke SG karena dia kerja di sana. Huaaah akhirnya bisa merebahkan badan...
Hari kedua (14 Mei 2013) adalah yang paling gue suka. Soalnya jadwal hari ini adalah mengunjungi tempat-tempat yang sangat identik dengan Singapura. Apa saja itu?? Kami memulai perjalanan pada sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat. Tujuan pertama kami adalah Clarke Quay, tempat yang sangat asyik untuk menyusuri sungai di tengah kota. Lalu kami jalan menelusuri sungai melewati Boat Quay, Fullerton Hotel, sampai kami sampai di Esplanade (gedung teater yang menyerupai landak). Banyak sekali hal-hal unik yang kami temui di sini.
Sebuah jalan di Boat Quay |
Horeee Uncle Ice Cream |
Merliooooon! |
Panorama dengan pemandangan khas Singapura |
Matahari akhirnya pulang dan diganti bulan. Pada saat itu pula lampu-lampu sudah menyala dengan indahnya menghiasi pohon-pohon buatan ini. Apalagi nikmatinnya bareng pacar yekan, tambah yahud hahaha. Ternyata setiap malam ada show pertunjukan. Awalnya kami bingung. Kok tiba-tiba semua lampu itu mati dan otomatis Gardens by the Bay gelap total. Ternyata e ternyata ada sumber suara, yaitu suara operator yang menyambut pengunjung dan menyuruh para pengunjung untuk menikmati show tersebut. Jeng jeng suara musik pun keluar, alunan musik romantis dengan lampu yang mengikuti alunan musik ini sangat sangat sempurna. Ternyata benar, tempat ini sangat romantis pada malam hari. Gak lupa juga gue rekam dengan format video untuk mengenang pengalaman di sini.
Pemandangan pada saat gue tidur. Keren, bukan? |
Pemandangan Gardens by the Bay dan Marina Bay Sands malam hari |
Chinatown Market di Pagoda Street |
Semua orang tertib untuk menyebrang |
Satu hal yang paling gue perhatiin di sini adalah cewek-ceweknya gak ada yang jelek bro, upsss kaboooor. Iya style-nya itu modis-modis, ada yang bergaya kantoran, casual, juga gak sedikit yang berpakaian seksi. Jadi maklum lah gue betah jalan-jalan di Orchard Road haha piss ta :p.
Pada sore hari menjelang malam, burung-burung sangat banyak di pepohonan sekitar dan saling berkicauan, ditandai juga sore itu dengan hujan rintik-rintik turun. Untungnya Gita membawa payung dan berjalanlah kami berdua menggunakan payung di tengah kerumunan orang-orang yang juga berjalan membawa payung di Orchard Road. Di sana juga ternyata ada Uncle Ice Cream yang berjualan, belilah kami walaupun hujan turun tapi makan es krim ini tetep aja asyik, tambah romantis dah. Can you imagine it? :p.
Yeaah hari keempat (16 Mei 2013) adalah hari terakhir kami di sana. Sebelum mas Dondy berangkat kerja, tidak lupa kami berpamitan dan berterima kasih, sudah bersedia memberi tumpangan kepada kami selama 3 hari. Gue bersyukur bisa mendapatkan teman baru. Semoga gue bisa menjalin hubungan teman seperti ini di semua negara yang akan gue kunjungi, amiiin. Juga kalo ada yang berkunjung ke Indonesia, bisa numpang di tempat gue. Jadi simbiosis mutualisme gitu hoho.
Di Little India |
Seperti juga di China Town, ketika kami sampai di Little India, kami serasa lagi berkunjung ke India. Orang India dimana-mana dengan memakai pakaian khas India juga. Wewangian bunga untuk sembahyang juga ada di mana-mana. Di sana kami hanya berjalan-jalan dengan maksud ingin melihat lebih dekat orang lokal di sana melakukan kegiatan sehari-hari. Puas mengelilingi Little India, kami langsung berjalan ke arah Bugis Street. Katanya sih ya, beli oleh-oleh di sana lebih asyik daripada di Little India atau China Town. Tapi menurut gue, lebih nyaman di China Town. Karena pasar di China Town sangat otentik dan di alam terbuka. Kalo di Bugis ini tertutup jadi agak sedikit engap. Ya not bad lah, di sini gue beli oleh-oleh baju khas Singapura, hiasan khas Singapura, dan cokelat masing-masing SG$ 10, jadi gue menghabiskan SG$ 30 di sana.
Kami sudah puas mengunjungi Bugis Street. Waktu masih siang, sedangkan pesawat kami untuk kembali ke Indonesia, terbang pada malam harinya. Jadi masih banyak waktu luang yang bisa kami habiskan. Gue punya ide untuk ke Orchard Road lagi, tapi Gita gak mau. Hahaha if you know what she thinks -__-. Okelah kalo begitu mending main-main ke negara tetangga, Malaysia. Lebih tepatnya ke Johor Bahru.
Karena sebelumnya gue udah baca buku dan tanya sama mas Dondy. Akhirnya kami nekat ke sana dengan naik MRT. Stasiun MRT terdekat ke Johor Bahru adalah Woodlands MRT dan Kranji MRT. Pada saat kami berangkat, kami naik dari Bugis MRT dan turun di Woodlands MRT. Lalu gue baca lagi sedikit buku yang gue baca (kebetulan gue bawa), kita harus menaiki bus SMRT 950 yang akan turun di Kotaraya II Bus Terminal, Johor Bahru. Okelah gampang sekali ternyata. Sampailah di perbatasan antara Singapura dan Malaysia. Semua kendaraan lalu berhenti untuk pemeriksaan imigrasi, tak terkecuali bus. Kami semua turun dari bus. Tidak perlu khawatir ketinggalan bus, karena bus sejenis akan melewati perbatasan ini 5-10 menit sekali jika ingin meneruskan ke Larkin Terminal.
Sebelumnya gue bingung di dalam bus karena gue baru pertama kali. Jadilah gue bertanya ke ibu-ibu di sebelah gue. Eeeh ternyata beliau orang Indonesia yang sudah menjadi warga negara Singapura. Beliau baik sekali karena menunggui kami di kantor imigrasi. Di sana ternyata kami tidak ditanya-tanya dan paspor kami dengan seketika langsung di cap. Kami pun langsung menghampiri ibu yang gue lupa namanya itu. Beliau sedang jalan-jalan dengan anak dan cucunya yang imut. Kami berjalan menuju keluar kantor imigrasi yang sudah masuk wilayah Malaysia itu sambil ngobrol-ngobrol. Lalu di ujung jalan, kami berpisah dan mengucapkan terima kasih kepada si ibu.
(atas) Suasana bus SMRT 950 saat menuju MY (bawah) Suasana MRT saat menuju Changi |
Wuooo begini toh Johor Bahru. Hampir sama kayak kota-kota di Indonesia sih. Gue gak berani jalan jauh-jauh dari perbatasan. Takut ketinggalan pesawat bro. I found nothing special here. Jadi kami hanya duduk-duduk saja sambil menikmati lalu lalang kendaraan. Sekitar 2 jam kami menghabiskan waktu di sana. Lalu kami bergegas ke perbatasan lagi untuk kembali ke Singapura. Setelah melewati perbatasan, kami menaiki bus SMRT 170, karena bus SMRT 950 lama banget gak dateng-dateng. Jurusan bus SMRT 170 ini dari Kotaraya II menuju ke Kranji MRT. Memang berjodoh, kami bertemu lagi dengan si ibu dan keluarganya. Wah alhamdulillah ada teman ngobrol. Sesampainya di Kranji MRT kami langsung bergegas cepat naik MRT menuju Changi MRT karena takut ketinggalan pesawat. Kebetulan kami searah dengan si ibu, tetapi si ibu turun lebih dulu di Redhill MRT. Kami bertukar nomor hp. Kami pun diberi oleh-oleh dari beliau. Katanya, kalo kami ke Singapura lagi, harus mengunjungi rumah si ibu. Karena si ibu membuka usaha tempat makan khas Indonesia. Waaah :'). Dimanapun sekarang beliau, kami pasti akan berkunjung ke rumah ibu ketika kami ke SG lagi :).
Oh iya, mugkin ada yang bertanya-tanya. Di sana gue makan di mana aja? Jadi gini, kami membawa 5-6 bungkus mie dari Indonesia untuk bekal, jadi ketika kami lapar di rumah host, kami bisa langsung membuat mie. Nah ketika kami sedang di luar, biasanya kami makan di Foodcourt dan makan makanan cepat saji seperti KFC dan Texas Chicken. Kenapa? Karena di Foodcourt dan tempat makan cepat saji tersebut terdapat banyak makanan halal dan harga yang terjangkau :).
Kami sampai di Changi Airport dan pas waktu dengan gate dibuka. Alhamdulillah gak telat. Waktu tempuh dari Changi ke Soeta adalah sekitar 1 jam 40 menit. Sampailahhhhh kami di Indonesia dengan selamat. Hari itu sangat spesial, karena pada hari itu (16 Mei 2013), kami menginjak tanah 3 negara dalam satu hari, Singapura, Malaysia, dan negara gue tercinta Indonesia. Alhamdulillah :))).
Misi gue untuk menaklukan Asia Tenggara baru seperempat jalan. Karena masih ada 8 negara lagi yang belum dikunjungi. Minimal yaaa, 5 negara di Asia Tenggara lah yang mesti gue taklukin. Dan sekarang sedang dalam proses pematangan sebelum memilih tanggal yang tepat untuk travel ke sana! Yeaah 5 negara dalam satu trip will be amazing!!!!!
Ayo kawan jangan hanya bermimpi kalau punya impian, wujudkanlah :))). Ciaoooo!
Nb:
- SG$ 1 = Rp. 7780,- (13 Juni 2013). Lebih lengkapnya bisa di lihat sendiri di blog gue sebelah kiri. Ada Kurs Conventer tuh :D.
- Info untuk MRT dan bus di Singapura bisa di akses di http://www.smrt.com.sg
dee, aku punya pertanyaan.
BalasHapus1. kamu topup pulsa EZ card berapa?
2. dan oya, untuk kamu dapat berfoto bersama si pacar, itu kamu minta tolong sama?
3. untuk pakaian, kamu disana laundry atau kamu membawa sejumlah yang kamu butuh selama disana?
Saya punya jawabannyaaa:
BalasHapus1. Pertama kita harus beli kartu EZ seharga $12 ($5 untuk kartu, jd pulsa kartu perdana $7), terus top up $10. Total pulsa $17.
2. pake tripod :D
3. bawa sebutuhnya mba soalnya cuma 4 hari :D
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus1. Tripod boleh dibwa masuk cabin, atau kamu bwa bagasi?
Hapus2. Rute Mrt nya ngebingungin?
3. Untuk kompas, masuk list yg harus dibawa ga nih?
4. Maaf ya banyak nanya, secepatnya menyusul, sendirian~
1. kabin boleh mba, aku gapake bagasi
BalasHapus2. engga dong, kan udh jelas ada warna2 khusus di setiap jalur + selalu ada di setiap sudut stasiun mrt dan di dlm mrt-nya.
3. aku sih kompas bawa kmrn, ya bawa aja mba kalo gak pake gps :D
4. semangattttt
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusnanya doong, itu oleh2 gantungan kunci boleh gak ya masukin ke kabin?
BalasHapus@mba ratna kalau gantungan yang berbentuk tajam sepertinya akan dilarang mba. Jaga-jaga saja, jangan beli gantungan yang tajam hehe
BalasHapus